Archive for 2013
By : Unknown
Demo solidaritas untuk Dokter Ayu (Foto: Dok Okezone)
JAKARTA - Kejaksaan Agung mengeluarkan surat
cegah bagi tiga dokter yang diputus Mahkamah Agung bersalah melakukan
malapraktik di Manado, Sulawesi Utara. Mereka adalah adalah Dewa Ayu
Sasiary Prawani, Hendry Simanjutak, dan Hendy Siagian.
“Mohon izin menginformasikan cegah baru dari Kejaksaan Agung, nama, dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak, Hendy Siagian,” kata Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, dalam pesan singkat, Rabu (27/11/2013).
Mereka dilarang mengadakan perjalanan ke luar negeri berdasarkan surat permintaan Kejaksaan Agung tertanggal 26 November 2013. Pencegahan berlaku hingga enam bulan ke depan.
“Ketiganya berdasarkan Putusan MA RI No. 365/K/Pid/2012 tanggal 18 Sept 2012 terpidana dinyatakan bersalah dalam perkara tindak pidana karena kealpaan menyebabkan matinya orang lain. Cegah berlaku untuk enam bulan,” ujar Denny.
Dokter Ayu Dicekal!
Rabu, 27 November 2013 19:01 wib
Mustholih - Okezone
Browser anda tidak mendukung iFrame
“Mohon izin menginformasikan cegah baru dari Kejaksaan Agung, nama, dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak, Hendy Siagian,” kata Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, dalam pesan singkat, Rabu (27/11/2013).
Mereka dilarang mengadakan perjalanan ke luar negeri berdasarkan surat permintaan Kejaksaan Agung tertanggal 26 November 2013. Pencegahan berlaku hingga enam bulan ke depan.
“Ketiganya berdasarkan Putusan MA RI No. 365/K/Pid/2012 tanggal 18 Sept 2012 terpidana dinyatakan bersalah dalam perkara tindak pidana karena kealpaan menyebabkan matinya orang lain. Cegah berlaku untuk enam bulan,” ujar Denny.
By : Unknown
JAKARTA - Program normalisasi waduk dan sungai
untuk mengatasi banjir yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
mendapat kritikan. Program ini dianggap memboroskan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
Kepala Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J Rachbini, mengatakan bahwa persoalan banjir ibu kota tidak bisa ditanggulangi hanya dengan mengeruk kali.
"Jadi masalah banjir sekarang belum disentuh signifikan. Kalau soal mengeruk dari dulu lebih banyak anggarannya daripada sekarang. Kalau Jokowi bisa lebih dari sekadar itu (seperti buat Banjir Kanal Timur), itu bisa bikin sejarah," kata Didik J Rachbini, di Gedung Energi Tower, Jumat (29/11/2013).
Kinerja Jokowi berdasarkan sejumlah survei, memang dinilai memuaskan sebagian besar warga Jakarta. Terutama di bidang bantuan pendidikan dan kesehatan serta relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Namun, bekas rival Jokowi di Pilkada DKI Jakarta ini menyebut, ada beberapa isu central yang hingga saat ini belum di tuntaskan mantan wali kota Solo itu, yakni kemacetan dan banjir. "Masih ada PR besar yang terkesan stagnan yakni banjir dan macet," tutupnya.
Keruk Sungai untuk Atasi Banjir Dikritik Hanya Boroskan APBD
Achmad Fardiansyah - Okezone Browser anda tidak mendukung iFrameJum'at, 29 November 2013 18:46 wib
Pengerukan Sungai (Foto: Dede/Okezone)
Kepala Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J Rachbini, mengatakan bahwa persoalan banjir ibu kota tidak bisa ditanggulangi hanya dengan mengeruk kali.
"Jadi masalah banjir sekarang belum disentuh signifikan. Kalau soal mengeruk dari dulu lebih banyak anggarannya daripada sekarang. Kalau Jokowi bisa lebih dari sekadar itu (seperti buat Banjir Kanal Timur), itu bisa bikin sejarah," kata Didik J Rachbini, di Gedung Energi Tower, Jumat (29/11/2013).
Kinerja Jokowi berdasarkan sejumlah survei, memang dinilai memuaskan sebagian besar warga Jakarta. Terutama di bidang bantuan pendidikan dan kesehatan serta relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Namun, bekas rival Jokowi di Pilkada DKI Jakarta ini menyebut, ada beberapa isu central yang hingga saat ini belum di tuntaskan mantan wali kota Solo itu, yakni kemacetan dan banjir. "Masih ada PR besar yang terkesan stagnan yakni banjir dan macet," tutupnya.
By : Unknown
JAKARTA - Program normalisasi waduk dan sungai
untuk mengatasi banjir yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
mendapat kritikan. Program ini dianggap memboroskan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
Kepala Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J Rachbini, mengatakan bahwa persoalan banjir ibu kota tidak bisa ditanggulangi hanya dengan mengeruk kali.
"Jadi masalah banjir sekarang belum disentuh signifikan. Kalau soal mengeruk dari dulu lebih banyak anggarannya daripada sekarang. Kalau Jokowi bisa lebih dari sekadar itu (seperti buat Banjir Kanal Timur), itu bisa bikin sejarah," kata Didik J Rachbini, di Gedung Energi Tower, Jumat (29/11/2013).
Kinerja Jokowi berdasarkan sejumlah survei, memang dinilai memuaskan sebagian besar warga Jakarta. Terutama di bidang bantuan pendidikan dan kesehatan serta relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Namun, bekas rival Jokowi di Pilkada DKI Jakarta ini menyebut, ada beberapa isu central yang hingga saat ini belum di tuntaskan mantan wali kota Solo itu, yakni kemacetan dan banjir. "Masih ada PR besar yang terkesan stagnan yakni banjir dan macet," tutupnya.
Keruk Sungai untuk Atasi Banjir Dikritik Hanya Boroskan APBD
Achmad Fardiansyah - Okezone Browser anda tidak mendukung iFrameJum'at, 29 November 2013 18:46 wib
Pengerukan Sungai (Foto: Dede/Okezone)
Kepala Pusat Data Bersatu (PDB), Didik J Rachbini, mengatakan bahwa persoalan banjir ibu kota tidak bisa ditanggulangi hanya dengan mengeruk kali.
"Jadi masalah banjir sekarang belum disentuh signifikan. Kalau soal mengeruk dari dulu lebih banyak anggarannya daripada sekarang. Kalau Jokowi bisa lebih dari sekadar itu (seperti buat Banjir Kanal Timur), itu bisa bikin sejarah," kata Didik J Rachbini, di Gedung Energi Tower, Jumat (29/11/2013).
Kinerja Jokowi berdasarkan sejumlah survei, memang dinilai memuaskan sebagian besar warga Jakarta. Terutama di bidang bantuan pendidikan dan kesehatan serta relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL).
Namun, bekas rival Jokowi di Pilkada DKI Jakarta ini menyebut, ada beberapa isu central yang hingga saat ini belum di tuntaskan mantan wali kota Solo itu, yakni kemacetan dan banjir. "Masih ada PR besar yang terkesan stagnan yakni banjir dan macet," tutupnya.
By : Unknown
JAKARTA- Seorang mahasiswi melaporkan penyair
terkenal berinisial SS ke Polda Metro Jaya. Penyair tersebut dilaporkan
karena perbuatan tidak menyenangkan.
“Dilaporkan karena kasus 335 perbuatan tidak menyenangkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (29/11/2013).
Rikwanto mengatakan, laporan tersebut masuk sekira pukul 14.15 WIB. "Terlapor kenal dengan pelapor di salah satu kampus, ketika ada kegiatan festival kreatif,” kata Rikwanto.
Berdasarkan informasi, penyair terkenal tersebut dilaporkan lantaran menghamili mahasiswi tersebut. Saat ini, mahasiswi tersebut hamil tujuh bulan.
Penyair Terkenal Dilaporkan Mahasiswi ke Polisi
Stefanus Yugo Hindarto - Okezone Browser anda tidak mendukung iFrameJum'at, 29 November 2013 19:10 wib
“Dilaporkan karena kasus 335 perbuatan tidak menyenangkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (29/11/2013).
Rikwanto mengatakan, laporan tersebut masuk sekira pukul 14.15 WIB. "Terlapor kenal dengan pelapor di salah satu kampus, ketika ada kegiatan festival kreatif,” kata Rikwanto.
Berdasarkan informasi, penyair terkenal tersebut dilaporkan lantaran menghamili mahasiswi tersebut. Saat ini, mahasiswi tersebut hamil tujuh bulan.
By : Unknown
JAKARTA- Seorang mahasiswi melaporkan penyair
terkenal berinisial SS ke Polda Metro Jaya. Penyair tersebut dilaporkan
karena perbuatan tidak menyenangkan.
“Dilaporkan karena kasus 335 perbuatan tidak menyenangkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (29/11/2013).
Rikwanto mengatakan, laporan tersebut masuk sekira pukul 14.15 WIB. "Terlapor kenal dengan pelapor di salah satu kampus, ketika ada kegiatan festival kreatif,” kata Rikwanto.
Berdasarkan informasi, penyair terkenal tersebut dilaporkan lantaran menghamili mahasiswi tersebut. Saat ini, mahasiswi tersebut hamil tujuh bulan.
Penyair Terkenal Dilaporkan Mahasiswi ke Polisi
Stefanus Yugo Hindarto - Okezone Browser anda tidak mendukung iFrameJum'at, 29 November 2013 19:10 wib
“Dilaporkan karena kasus 335 perbuatan tidak menyenangkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Jumat (29/11/2013).
Rikwanto mengatakan, laporan tersebut masuk sekira pukul 14.15 WIB. "Terlapor kenal dengan pelapor di salah satu kampus, ketika ada kegiatan festival kreatif,” kata Rikwanto.
Berdasarkan informasi, penyair terkenal tersebut dilaporkan lantaran menghamili mahasiswi tersebut. Saat ini, mahasiswi tersebut hamil tujuh bulan.
By : Unknown
JAKARTA - Partai Gerindra mengingatkan kadernya
yang juga Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk
lebih berhati-berhati dalam berkomentar. Seperti saat mengumpat
siswa-siswa yang membajak bus dengan kata 'bajingan'.
Ahok menyebut para pelajar itu sebagai 'calon bajingan'. Perkataan itulah yang menurut Gerindra sangat tidak pantas diucapkan.
"Kalau itu terlalu kasar itu saya baru dengar saya akan ingatkan. Ya terlalu, itu tidak usah di ucapkan. Lebih bijak lah, jangan sampai di ulang lagi kata-kata itu," kata Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Suhardi mengaku sangat mengerti tentang sikap Ahok yang tegas dan kadang juga keras. Namun, dia mengaku cukup kaget saat mendengar informasi bahwa Ahok pernah berucap kata 'bajingan'. "Kalau kasarnya (Ahok) saya tahu," sambungnya.
Suhardi menegaskan, pihaknya akan memberikan teguran terhadap mantan Anggota Komisi II DPR RI itu. Tak hanya itu, Majelis Etik Partai Gerindra juga akan membahas hal tersebut.
"Ya kita punya Majelis Etik, kalau ada pelanggaran-pelanggaran ya oleh anggota kita, kita panggil, beri sanksi. Kira-kira 15 orang sampai 30 anggotanya, tapi 15 cukuplah untuk menyidangkan perkara itu," tegasnya.
Sering Berkata Kasar, Gerindra Ancam Sanksi Ahok
Jum'at, 29 November 2013 18:32 wib
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dede/Okezone)
Ahok menyebut para pelajar itu sebagai 'calon bajingan'. Perkataan itulah yang menurut Gerindra sangat tidak pantas diucapkan.
"Kalau itu terlalu kasar itu saya baru dengar saya akan ingatkan. Ya terlalu, itu tidak usah di ucapkan. Lebih bijak lah, jangan sampai di ulang lagi kata-kata itu," kata Ketua Umum DPP Partai Gerindra Suhardi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Suhardi mengaku sangat mengerti tentang sikap Ahok yang tegas dan kadang juga keras. Namun, dia mengaku cukup kaget saat mendengar informasi bahwa Ahok pernah berucap kata 'bajingan'. "Kalau kasarnya (Ahok) saya tahu," sambungnya.
Suhardi menegaskan, pihaknya akan memberikan teguran terhadap mantan Anggota Komisi II DPR RI itu. Tak hanya itu, Majelis Etik Partai Gerindra juga akan membahas hal tersebut.
"Ya kita punya Majelis Etik, kalau ada pelanggaran-pelanggaran ya oleh anggota kita, kita panggil, beri sanksi. Kira-kira 15 orang sampai 30 anggotanya, tapi 15 cukuplah untuk menyidangkan perkara itu," tegasnya.